Maandag 08 Julie 2013

laporan sejarah perjuangan bangsa

LAPORAN HASIL OBSERVASI SEJARAH PERJUANGAN NUSANTARA DI MUSEUM RONGGOWARITO Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Islam dan Kebudayaan Jawa Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI Disusun oleh : Lis Setiyo Ningrum (113711003) Yeni Sulistiyani (113711017) Ilyana Rokhmatin Nuzul (113711023) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 LAPORAN HASIL OBSERVASI SEJARAH PERJUANGAN NUSANTARA DI MUSEUM RONGGOWARSITO I. PENDAHULUAN Sejarah merupakan pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Sejarah dapat didefinisikan dalam tiga cara. Sesungguhnya, ada tiga disiplin kesejahteraan yang saling berhubungan erat. Yang pertama, pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau. Tipe sejarah ini kita namakan “sejarah tradisional” (tarikh naqli). Yang kedua, sejarah merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarah, dalam pengertian ini, kita namakan “sejarah ilmiah”. Yang ketiga, falsafah kesejarahan didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain. Ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang “menjadi” masyarakat, bukan tentang “maujud”nya saja. Sedangkan perjuangan yaitu usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Serta nusantara yaitu sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulaua Indonesia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah perjuangan nusantara yaitu pengetahuan atau uraian tentang peristiwa yang terjadi di seluruh wilayah kepulauan Indonesia pada masa lampau yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Mempelajari sejarah perjuangan nusantara dapat dilakukan diantaranya dengan mengunjungi museum. Museum merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu. Mengunjungi museum merupakan kegiatan edukatif yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan karena museum mengenalkan akar sejarah dan kebudayaan Indonesia. Salah satu museum yang banyak menyimpan peninggalan bersejarah yakni Museum Ronggowarsito. Museum Jawa Tengah Ranggawarsito merupakan sebuah aset pelayanan publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pendirian museum pertama kali dirintis oleh Proyek Rehabilitasi dan Permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 5 Juli 1989. Nama Ranggawarsita dipakai sebagai nama museum karena merupakan pujangga yang fenomenal di Keraton Surakarta dan karya sastranya mengandung nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk bagi bangsa Indonesia yang sifatnya “membangun dan mendidik menuju kepada kemuliaan, kesejahteraan, kejayaan, dan kebahagiaan bangsa Indonesia seluruhnya”. Beliau lahir pada tahun 1802 dan wafat pada tahun 1873, dimakamkan di Palar, kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, berjajaran dengan makam keluarga ibunya. Jum’at, 17 Mei 2013, mahasiswa IAIN Walisongo Semarang mengadakan kunjungan ke museum Ronggowarsito. Kegiatan tersebut diadakan sebagai salah satu kegiatan rutin dalam mata kuliah Islam dan Budaya Jawa. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui sejarah yang meliputi kurun waktu masuknya budaya barat sampai sekarang dan benda-benda yang ada di museum pernah digunakan dalam suatu peristiwa tertentu. Dalam laporan hasil observasi di Museum Ronggowarsito ini akan dituliskan sejarah perjuangan nusantara yang tersimpan di Museum Ronggowarsito. II. RUMUSAN MASALAH Dalam laporan ini, akan dipaparkan beberapa hal mengenai sejarah perjuangan nusantara yang kami amati di Museum Ronggowarsito, diantaranya: A. Apa saja peninggalan sejarah perjuangan nusantara di Museum Ronggowarsito? B. Bagaimana Sejarah perjuangan nusantara tersebut? C. Dimana letak asal peninggalan alat perjuangan nusantara tersebut? D. Apa manfaat peninggalan sejarah perjuangan nusantara tersebut? E. Apa saja pembuktian sejarah agama Jawa (Hindhu, Budha, Islam, Kristen, Katholik, Konghucu) di Museum Ronggowarsito? III. HASIL PENGAMATAN DI MUSEUM RONGGOWARSITO Memasuki Gedung C1 (lantai bawah) yang merupakan wahana perjuangan bangsa. Benda-benda peninggalan sejarah perjuangan nusantara akan ditemukan di gedung ini. Beberapa peninggalan sejarah perjuangan nusantara yang disajikan di Museum Ronggowarsito yakni terdiri dari alat yang digunakan pada zaman perjuangan di nusantara, proses perjuangan nusantara, dan monumen peninggalan perjuangan nusantara. A. Peninggalan Sejarah Perjuangan Nusantara di Museum Ronggowarsito  Alat yang digunakan pada zaman perjuangan nusantara diantaranya adalah: 1. Granat tangan tajam Jenis dan model : fregmentation Jenis tembakan : tunggal Tanda-tanda : badan cokelat ban kuning Pengepakan • Berat koli : 15 Kg • Volume koli : 0.014 m3 • Jumlah granat : 12 Butir 2. Bom Molotov 3. Peralatan Suntik 4. Stiwel, lampu duduk dan kompor Stiwel berfungsi untuk mengencangkan lengan ketika mengukur tekanan darah. Peralatam kesehatan digunakan oleh BPRI (Badan Pemberontak Republik Indonesia) untuk merawat para pejuang kemerdekaan di daerah Kudus dan Boyolali. 5. Pistol otomatik Pistol ini berukuran 8 mm, type 14 (1925) (N-STD) 6. Pistol 45M1911 / M1911 A1 (STD) 7. Senjaata dalam perjuangan masa pelopor 8. Senapan Mesin Ringan  Peninggalan Monumen Perjuangan Nusantara a) Monumen Juang Terletak di Desa Sri Wulan, Kecamatan Sayug, kabupaten Demak. b) Monumen Palagan Ambarawa Terletak di Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa, Semarang. c) Monumen Tugu Muda Terletak di Desa Bulu Lor, Kecamatan Semarang Barat, Kodin Semarang. d) Jangkungan Terletak di Desa Gubuk, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan e) Monumen Pencegatan Belanda Terletak di tepi Serayu daerah Banjarnegara f) Monumen Perjuangan Lomanis Terletak di Desa Lomanis, Kecamatan Cilacap, Kabupaten Cilacap. g) Monumen Gatot Subroto .Terletak di Banyumas, Purwokerto. B. Sejarah Perjuangan Nusantara Perjuangan Diplomatik dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan wilayah Indonesia sesuai dengan proklamasi 17 Agustus 1945 secara de yure dan de facto bangsa Indonesia berjuang secara fisik dan diplomasi.  Perjuangan Diplomasi Diplomasi dilakukan dengan perjanjian-perjanjian antara lain linggarjati, Roem Royen, KMB, sampai ke forum PBB. Diantaranya yaitu: a) Pertemuan pertama wakil-wakil Indonesia Belanda dan Sekutu di Markas Besar tentara inggris di Jakarta pada tanggal 17 November 1945 b) Pengangkutan bekas tawanan sekutu (DPW) dengan pesawat di Maguwo pada tahun 1946. c) A. Yani, Isdiman, Slamet Riyadi Selamet Riyadi menandatangani naskah perjanjian Surakarta. d) Suasana perundingan antara Indonesia dan Belanda dan keterangan dari Inggris loro rillearen di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946 e) Sri Sultan Hamengku Buwono IX sedang menyambut utusan dari Mesir f) Para wartawan asing sedang menyiapkan berita jalannya perundingan linggarjati di Linggarjati (dekat Cirebon 10 November 1946) g) – Penyerahan anggota TKR yang ditawan Belanda kepada RI di daerah Jawa Timur pada bulan Juni 1946. - Suasana perundingan di atas kapal Renville di Teluk Jakarta tanggal 8 Desember 1947 - Perundingan antara KTN dengan RI di Kaliurang tanggal 3 Juni 1948 h) Tugu batas status Quo menurut hasil perundingan Renfille pada tanggal 8 Desember 1947 di Desa Karanganyar Kabupaten Banjarnegara. i) - Suasana sidang PBB di Redelzal, Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949. - Perundingan Roem-Royen di bawah pengawasan UNCI di hotel Desines Jakarta pada tahun 1949  Perjuangan Bersenjata 1. Gerakan Tritura di Solo Januari 1966 Gerakan ini dilakukan di Solo (Surakarta) pada tanggal 10 Januari 1966 2. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya Adanya pemberontakan-pemberontakan yang dillakukan oleh PKI terhadap rakyat Indonesia menyebabkan rakyat Indonesia semakin terpuruk. Dengan alasan yang kuat ini maka presiden mengeluarkan keputusan untuk membubarkan PKI dan ormas-ormasnya. 3. Pemberontakan DI/TII 4. Peperangan di VREDENBURG 5. Penyerahan bendera Parasamnya Punakarya Nugraha dari presiden Soeharto kepeda gubernur Jawa Tengah Soeparjo Roestam tahun 1980 6. Penumpasan PKI di Cepu 7. Pertempuran Ambarawa (palagan ambarawa) 8. Pertempuran 5 hari di Semarang 14-19 oktober 1945 9. Jenderal Sudirman bergerilya 19 Desember 1948 sampai10 Juli 1949 C. Letak Asal Alat yang Digunakan pada Zaman Perjuangan 1. Geranat Tangan Tajam (Sumber : Kodam IV / Diponegoro) 2. Peralatan Suntik (Berasal dari Kodya Semarang) 3. Botol infus (Berasal dari Kodya Semarang) 4. Stiwel (Untuk mengencangkan lengan ketika mengukur tekanan darah. Milik Ny. Sri Sumastuti Wijoyobroto. Pejuang dari Gunung Merapi. Berasal dari Kota Magelang. Sedangkan lampu duduk, kompor dan stiwel berasal dari kodya Semarang) 5. Terometer dan tempatnya (Berasal dari Kodya Semarang) 6. Tongue Holder (Berasal dari Semarang) 7. Peralatan Suntik (Berasal dari Semarang) 8. Ujung Stetoskop (Berasal dari Semarang) 9. Pistol Otomatik (Berasal dari Negara Jepang) 10. Senapan Mesin Ringan (Berasal dari kodam IV/Diponegoro) D. Manfaat Peninggalan Sejarah Perjuangan Nusantara Peninggalan sejarah perjuangan nuantara tersebut memiliki beberapa manfaat, yakni : 1. Dapat membantu kita mengetahui peristiwa perjuangan nusantara pada zaman dahulu. 2. Dapat membantu kita mengetahui alat-alat yang digunakan pada zaman perjuangan nusantara. 3. Memberikan kita pelajaran bahwa untuk memcapai sesuatu yang kita inginkan harus berusaha dengan sungguh-sungguh 4. Menjadikan kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikan dan mengembangkan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu sebagai bentuk rasa hormat. E. Pembuktian Sejarah Agama di Museum Ronggowarsito Berbagai peninggalan-peninggalan sebagai bukti masuknya agama di nusantara yang ada di Museum Ronggowarsito diantaranya sebagai berikut: 1) Masjid besar semarang 1885 2) Pasar Johar Semarang 1950 3) Gereja Bleduk 4) Pengantin Tionghoa 5) Gereja Gedangan 6) Pusat perkantoran pertama “Nederlandshe Handel Maatschappij” 7) Jembatan mberok Semarang 1933 8) Stasiun “Nederlandshe-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), Tawang 9) CB-Z Semarang (RSUP Dr. Kariadi) 1950 10) Jalan Haji Agus Salim (Djornantan), Semarang 1933 IV. ANALISIS BUDAYA Demi menegakkan norma-norma, tradisi, dan agama di nusantara masyarakat Indonesia berjuang membela negara demi tegaknya NKRI. Berbagai upaya pun dilakukan dalam rangka melawan penjajah. Para pahlawan di nusantara menggunakan banyak senjata yang digunakan untuk melawan, diantaranya adalah bambu runcing, pistol, panah dan lain sebagainya. Bambu runcing merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai senjata utama pada masa pelopor, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bambu runcing yang dikoleksi di museum ronggo warsito. Perjuangan bersenjata merebut dan mempertahankan kemerdekaan banyak terjadi di beberapa daerah, diantaranya adalah Jawa Tengah. Untuk memperingati jasa pahlawan ini masyarakat setempat mendirikan monumen-monumen perjuangan. Keberadaan monumen perjuangan ini diharapkan dapat menjaga terpeliharanya ciri, sikap, dan semangat 45 yaitu rela berkorban, kerjasama, dan saling menghargai. V. KESIMPULAN Peninggalan sejarah perjuangan yang ada di Museum Ronggowarsito ini diantaranya terdiri atas alat yang digunakan pada zaman perjuangan, proses perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia yang meliputi perjuangan secara diplomatic dan perjuangan secara fisik. Selain itu, terdapat juga foto-foto peninggalan sejarah perjuangan nusantara yang meliputi monument-monumen dan bangunan-bangunan lain seperti masjid, gereja, jembatan, dan pasar. Peninggalan sejarah perjuangan nusantara yang ada di Museum Ronggowarsito di atas menunjukkan bahwa masyarakat pada zaman dahulu sangat mencintai norma-norma, tradisi, dan agama yang ada di negaranya. VI. PENUTUP Demikian laporan observasi di Museum Ronggowarsito yang dilakukan pada hari Jum’at, 17 Mei 2013. Kami meminta maaf apabila ada kekurangan atau terjadi kesalahan baik dalam sistematika penulisan maupun mengenai isi laporan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Buku Panduan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Semarang : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito. Mutahhari, Murtadha, 1986, Masyarakat dan Sejarah Kritik Islam atas Marxisme dan Teori lainnya, (Bandung: MIZAN) Simuh, 1988, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: suatu studi terhadap serat Wirid Hidayah Jati, (Jakarta: UI-Press) Tim penyusun kamus pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka)


LAPORAN HASIL OBSERVASI
SEJARAH PERJUANGAN NUSANTARA DI MUSEUM RONGGOWARITO

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Islam dan Kebudayaan Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI



Disusun oleh :

            Lis Setiyo Ningrum                 (113711003)
                                                Yeni Sulistiyani                       (113711017)
                                                Ilyana Rokhmatin Nuzul         (113711023)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013


LAPORAN HASIL OBSERVASI
SEJARAH PERJUANGAN NUSANTARA DI MUSEUM RONGGOWARSITO

I.              PENDAHULUAN
               Sejarah merupakan pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.[1] Sejarah dapat didefinisikan dalam tiga cara. Sesungguhnya, ada tiga disiplin kesejahteraan yang saling berhubungan erat. Yang pertama, pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau. Tipe sejarah ini kita namakan “sejarah tradisional” (tarikh naqli). Yang kedua, sejarah merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarah, dalam pengertian ini, kita namakan “sejarah ilmiah”. Yang ketiga, falsafah kesejarahan didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain. Ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang “menjadi” masyarakat, bukan tentang “maujud”nya saja.[2] Sedangkan perjuangan yaitu usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Serta nusantara yaitu sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulaua Indonesia.[3] Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah perjuangan nusantara yaitu pengetahuan atau uraian tentang peristiwa yang terjadi di seluruh wilayah kepulauan Indonesia pada masa lampau yang penuh dengan kesukaran dan bahaya.
               Mempelajari sejarah perjuangan nusantara dapat dilakukan diantaranya dengan mengunjungi museum. Museum merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu.[4] Mengunjungi museum merupakan kegiatan edukatif yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan karena museum mengenalkan akar sejarah dan kebudayaan Indonesia. Salah satu museum yang banyak menyimpan peninggalan bersejarah yakni Museum Ronggowarsito.
Museum Jawa Tengah Ranggawarsito merupakan sebuah aset pelayanan publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. Pendirian museum pertama kali dirintis oleh Proyek Rehabilitasi dan Permuseuman Jawa Tengah pada tahun 1975 dan secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 5 Juli 1989. Nama Ranggawarsita dipakai sebagai nama museum karena merupakan pujangga yang fenomenal di Keraton Surakarta dan karya sastranya mengandung nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk bagi bangsa Indonesia yang sifatnya “membangun dan mendidik menuju kepada kemuliaan, kesejahteraan, kejayaan, dan kebahagiaan bangsa Indonesia seluruhnya”.[5] Beliau lahir pada tahun 1802 dan wafat pada tahun 1873, dimakamkan di Palar, kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, berjajaran dengan makam keluarga ibunya.[6]
Jum’at, 17 Mei 2013, mahasiswa IAIN Walisongo Semarang mengadakan kunjungan ke museum Ronggowarsito. Kegiatan tersebut diadakan sebagai salah satu kegiatan rutin dalam mata kuliah Islam dan Budaya Jawa. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui sejarah yang meliputi kurun waktu masuknya budaya barat sampai sekarang dan benda-benda yang ada di museum pernah digunakan dalam suatu peristiwa tertentu. Dalam laporan hasil observasi di Museum Ronggowarsito ini akan dituliskan sejarah perjuangan nusantara yang tersimpan di Museum Ronggowarsito.

II.           RUMUSAN MASALAH
Dalam laporan ini, akan dipaparkan beberapa hal mengenai sejarah perjuangan nusantara yang kami amati di Museum Ronggowarsito, diantaranya:
A.      Apa saja peninggalan sejarah perjuangan nusantara di Museum Ronggowarsito?
B.       Bagaimana Sejarah perjuangan nusantara tersebut?
C.       Dimana letak asal peninggalan alat perjuangan nusantara tersebut?
D.      Apa manfaat peninggalan sejarah perjuangan nusantara tersebut?
E.       Apa saja pembuktian sejarah agama Jawa (Hindhu, Budha, Islam, Kristen, Katholik, Konghucu) di Museum Ronggowarsito?

III.        HASIL PENGAMATAN DI MUSEUM RONGGOWARSITO
               Memasuki Gedung C1 (lantai bawah) yang merupakan wahana perjuangan bangsa. Benda-benda peninggalan sejarah perjuangan nusantara akan ditemukan di gedung ini. Beberapa peninggalan sejarah perjuangan nusantara yang disajikan di Museum Ronggowarsito yakni terdiri dari alat yang digunakan pada zaman perjuangan di nusantara, proses perjuangan nusantara, dan monumen peninggalan perjuangan nusantara.
A.      Peninggalan Sejarah Perjuangan Nusantara di Museum Ronggowarsito
v Alat yang digunakan pada zaman perjuangan nusantara diantaranya adalah:
1.      Granat tangan tajam
                       
                        Jenis dan model : fregmentation
                        Jenis tembakan : tunggal
                        Tanda-tanda : badan cokelat ban kuning
                        Pengepakan
·            Berat koli             : 15 Kg
·            Volume koli         : 0.014 m3
·            Jumlah granat      : 12 Butir







2.         Bom Molotov
           
3.Peralatan Suntik
                       
4.         Stiwel, lampu duduk dan kompor
Stiwel berfungsi untuk mengencangkan lengan ketika mengukur tekanan darah.
                       
            Peralatam kesehatan digunakan oleh BPRI (Badan Pemberontak Republik Indonesia) untuk merawat para pejuang kemerdekaan di daerah Kudus dan Boyolali.
5.         Pistol otomatik
        Pistol ini berukuran 8 mm, type 14 (1925) (N-STD)
                       
           
6.         Pistol 45M1911 / M1911 A1 (STD)
                       
                       
7.         Senjaata dalam perjuangan masa pelopor

                       

         


8.         Senapan Mesin Ringan
         
         
v    Peninggalan Monumen Perjuangan Nusantara
a)      Monumen Juang
Terletak di Desa Sri Wulan, Kecamatan Sayug, kabupaten Demak.
b)      Monumen Palagan Ambarawa
Terletak di Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa, Semarang.
c)      Monumen Tugu Muda
Terletak di Desa Bulu Lor, Kecamatan Semarang Barat, Kodin Semarang.
d)     Jangkungan
Terletak di Desa Gubuk, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan
e)      Monumen Pencegatan Belanda
Terletak di tepi Serayu daerah Banjarnegara
f)       Monumen Perjuangan Lomanis
Terletak di Desa Lomanis, Kecamatan Cilacap, Kabupaten Cilacap.
g)      Monumen Gatot Subroto
.Terletak di Banyumas, Purwokerto.
B.       Sejarah Perjuangan Nusantara
                    Perjuangan Diplomatik dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan wilayah Indonesia sesuai dengan proklamasi 17 Agustus 1945 secara de yure dan de facto bangsa Indonesia berjuang secara fisik dan diplomasi.
v Perjuangan Diplomasi
Diplomasi dilakukan dengan perjanjian-perjanjian antara lain linggarjati, Roem Royen, KMB, sampai ke forum PBB. Diantaranya yaitu:
a)   Pertemuan pertama wakil-wakil Indonesia Belanda dan Sekutu di Markas Besar tentara inggris di Jakarta pada tanggal 17 November 1945
b)   Pengangkutan bekas tawanan sekutu (DPW) dengan pesawat di Maguwo pada tahun 1946.
c)   A. Yani, Isdiman, Slamet Riyadi
Selamet Riyadi menandatangani naskah perjanjian Surakarta.
d)  Suasana perundingan antara Indonesia dan Belanda dan keterangan dari Inggris loro rillearen di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946
e)   Sri Sultan Hamengku Buwono IX sedang menyambut utusan dari Mesir
f)     Para wartawan asing sedang menyiapkan berita jalannya perundingan linggarjati di Linggarjati (dekat Cirebon 10 November 1946)
g)   – Penyerahan anggota TKR yang ditawan Belanda kepada RI di daerah Jawa Timur pada bulan Juni 1946.
-    Suasana perundingan di atas kapal Renville di Teluk Jakarta tanggal 8 Desember 1947
-    Perundingan antara KTN dengan RI di Kaliurang tanggal 3 Juni 1948
h)   Tugu batas status Quo menurut hasil perundingan Renfille pada tanggal 8 Desember 1947 di Desa Karanganyar Kabupaten Banjarnegara.
i)     - Suasana sidang PBB di Redelzal, Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949.
-    Perundingan Roem-Royen di bawah pengawasan UNCI di hotel Desines Jakarta pada tahun 1949
v Perjuangan Bersenjata
1.                                                   Gerakan Tritura di Solo Januari 1966
Gerakan ini dilakukan di Solo (Surakarta) pada tanggal 10 Januari 1966
2.                                                   Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
Adanya pemberontakan-pemberontakan yang dillakukan oleh PKI terhadap rakyat Indonesia menyebabkan rakyat Indonesia semakin terpuruk. Dengan alasan yang kuat ini maka presiden mengeluarkan keputusan untuk membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
3.                                                   Pemberontakan DI/TII
           

4.                                                   Peperangan di VREDENBURG
5.                                                   Penyerahan bendera Parasamnya Punakarya Nugraha dari presiden
Soeharto kepeda gubernur Jawa Tengah Soeparjo Roestam tahun 1980
           
6.                                                      Penumpasan  PKI di Cepu
7.                                                      Pertempuran Ambarawa (palagan ambarawa)
           
8.                                                      Pertempuran 5 hari di Semarang 14-19 oktober 1945
           
9.         Jenderal Sudirman bergerilya 19 Desember 1948 sampai10 Juli 1949

C.       Letak Asal Alat yang Digunakan pada Zaman Perjuangan
1.      Geranat Tangan Tajam (Sumber  : Kodam IV / Diponegoro)
2.      Peralatan Suntik (Berasal dari Kodya Semarang)
3.      Botol infus (Berasal dari Kodya Semarang)
4.      Stiwel (Untuk mengencangkan lengan ketika mengukur tekanan darah. Milik Ny. Sri Sumastuti Wijoyobroto. Pejuang dari Gunung Merapi. Berasal dari Kota Magelang. Sedangkan lampu duduk, kompor dan stiwel berasal dari kodya Semarang)
5.      Terometer dan tempatnya (Berasal dari Kodya Semarang)
6.      Tongue Holder (Berasal dari Semarang)
7.      Peralatan Suntik (Berasal dari Semarang)
8.      Ujung Stetoskop (Berasal dari Semarang)
9.      Pistol Otomatik (Berasal dari Negara Jepang)
10.  Senapan Mesin Ringan (Berasal dari kodam IV/Diponegoro)
D.      Manfaat Peninggalan Sejarah Perjuangan Nusantara
Peninggalan sejarah perjuangan nuantara tersebut memiliki beberapa manfaat, yakni :
1.      Dapat membantu kita mengetahui peristiwa perjuangan nusantara pada zaman dahulu.
2.      Dapat membantu kita mengetahui alat-alat yang digunakan pada zaman perjuangan nusantara.
3.      Memberikan kita pelajaran bahwa untuk memcapai sesuatu yang kita inginkan harus berusaha dengan sungguh-sungguh
4.      Menjadikan kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikan dan mengembangkan apa yang telah dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu sebagai bentuk rasa hormat.
E.        Pembuktian Sejarah Agama di Museum Ronggowarsito
Berbagai peninggalan-peninggalan sebagai bukti masuknya agama di nusantara yang ada di Museum Ronggowarsito diantaranya sebagai berikut:
1)                  Masjid besar semarang 1885
2)                  Pasar Johar Semarang 1950
3)                  Gereja Bleduk
4)                  Pengantin Tionghoa
5)                  Gereja Gedangan
6)                  Pusat perkantoran pertama “Nederlandshe Handel Maatschappij”
7)                  Jembatan mberok Semarang 1933
8)         Stasiun “Nederlandshe-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), Tawang
9)         CB-Z Semarang (RSUP Dr. Kariadi) 1950
10)     Jalan Haji Agus Salim (Djornantan), Semarang 1933

IV.        ANALISIS BUDAYA
Demi menegakkan norma-norma, tradisi, dan agama di nusantara masyarakat Indonesia berjuang membela negara demi tegaknya NKRI. Berbagai upaya pun dilakukan dalam rangka melawan penjajah.
Para pahlawan di nusantara menggunakan banyak senjata yang digunakan untuk melawan, diantaranya adalah bambu runcing, pistol, panah dan lain sebagainya. Bambu runcing merupakan salah satu alat yang digunakan sebagai senjata utama pada masa pelopor, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bambu runcing yang dikoleksi di museum ronggo warsito.
Perjuangan bersenjata merebut dan mempertahankan kemerdekaan banyak terjadi di beberapa daerah, diantaranya adalah Jawa Tengah. Untuk memperingati jasa pahlawan ini masyarakat setempat mendirikan monumen-monumen perjuangan. Keberadaan monumen perjuangan ini diharapkan dapat menjaga terpeliharanya ciri, sikap, dan semangat 45 yaitu rela berkorban, kerjasama, dan saling menghargai.

V.           KESIMPULAN
               Peninggalan sejarah perjuangan yang ada di Museum Ronggowarsito ini diantaranya terdiri atas alat yang digunakan pada zaman perjuangan, proses perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia yang meliputi perjuangan secara diplomatic dan perjuangan secara fisik. Selain itu, terdapat juga foto-foto peninggalan sejarah perjuangan nusantara yang meliputi monument-monumen dan bangunan-bangunan lain seperti masjid, gereja, jembatan, dan pasar.
               Peninggalan sejarah perjuangan nusantara yang ada di Museum Ronggowarsito di atas menunjukkan bahwa masyarakat pada zaman dahulu sangat mencintai norma-norma, tradisi, dan agama yang ada di negaranya.

VI.        PENUTUP
               Demikian laporan observasi di Museum Ronggowarsito yang dilakukan pada hari Jum’at, 17 Mei 2013. Kami meminta maaf apabila ada kekurangan atau terjadi kesalahan baik dalam sistematika penulisan maupun mengenai isi laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Buku Panduan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Semarang : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito.
Mutahhari, Murtadha, 1986, Masyarakat dan Sejarah Kritik Islam atas Marxisme   dan Teori lainnya, (Bandung: MIZAN)
Simuh, 1988, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: suatu studi terhadap serat Wirid Hidayah Jati, (Jakarta: UI-Press)
Tim penyusun kamus pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka)



                [1] Tim penyusun kamus pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa                 Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 1011
                [2] Murtadha Mutahhari, 1986, Masyarakat dan Sejarah Kritik Islam atas Marxisme dan Teori lainnya,                 (Bandung: MIZAN), hlm. 65-67
                [3] Tim penyusun kamus pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa                 Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka) hlm. 478-      789
                [4] Tim penyusun kamus pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa                 Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 766
[5] _______, Buku Panduan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Semarang : Pemerintah Provinsi                 Jawa Tengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito.
                [6] Simuh, 1988, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: suatu studi terhadap serat Wirid              Hidayah Jati, (Jakarta: UI-Press), hlm. 34-48